Trend trading memang sudah terbukti sangat ampuh dan banyak trader super sukses seperti George Soros dan lain sebagainya selalu memperhatikan trend dalam melakukan Open Position.
Trading dengan mengikuti arah trend adalah cara yang paling populer dan menguntungkan. Beberapa indikator yang mengindikasikan arah trend telah tersedia dalam platform trading.
Berbagai paket software untuk mendeteksi arah dan kekuatan trend juga banyak dijual di pasaran. Artikel ini mengulas applikasi salah satu indikator pengukur kekuatan trend yang sederhana dan cukup populer yaitu indikator Average Directional Index atau ADX.
Meskipun dalam prakteknya indikator ini termasuk lagging atau lambat dalam mengantisipasi pergerakan harga, namun masih bisa diandalkan dan cukup efektif jika telah terbiasa menggunakannya.
Teknik Mengukur Kekuatan Trend dalam Trading Forex
ADX dibuat oleh Welles Wilder memang untuk mengidentifikasi arah dan kekuatan trend. Pada prinsipnya indikator ini menunjukkan kapan mulai terjadinya trend, sampai seberapa kuat trend tersebut dan kapan trend mulai melemah. Untuk trading dengan indikator ini, kita dianjurkan untuk entry pada saat trend mulai terjadi dan exit saat trend telah melemah.
Tidak ada batasan time frame mana yang paling cocok, pada dasarnya ADX bisa berjalan dengan baik di semua periode waktu trading. Secara matematis penjabarannya agak rumit, namun applikasinya sangat mudah tanpa harus mengatur parameter setiap kali berganti time frame trading. Dalam platform populer Metatrader indikator ini langsung bisa digunakan dengan masuk ke Insert – Indicators – Average Directional Movement Index.
Tampilan dan parameter indikator ADX
Indikator ADX terdiri dari 3 komponen yaitu :
- ADX itu sendiri, yang menunjukkan kekuatan trend. Secara umum jika ADX lebih besar dari 20, maka trend dianggap mulai menguat. ADX berada diantara level 20-40 mengindikasikan trend sedang kuat, antara level 40-60 adalah level overbought / oversold, dan lebih besar dari 60 mengindikasikan trend telah mencapai level jenuh dan kemungkinan akan berbalik arah. Garis ADX yang bergerak kearah atas artinya trend sedang menguat, baik uptrend maupun downtrend. Sebaliknya jika garis ADX bergerak kearah bawah maka trend sedang melemah, baik uptrend maupun downtrend. Setting parameter periode yang umum adalah 14.
- +DI atau Directional Index untuk uptrend, biasanya berwarna hijau. Garis +DI akan bergerak keatas jika sedang uptrend, dan bergerak kebawah jika sedang downtrend.
- -DI atau Directional Index untuk downtrend, biasanya berwarna merah. Garis -DI akan bergerak keatas jika sedang downtrend, dan bergerak kebawah jika sedang uptrend.
Jika garis +DI dan – DI berpotongan (cross), maka akan terjadi pergantian trend. Jika +DI memotong – DI dari bawah keatas mengindikasikan akan terjadi uptrend. Jika – DI memotong +DI dari bawah keatas mengindikasikan akan terjadi downtrend.
Trading Forex dengan indikator ADX
Entry hanya bila:
- terjadi cross +DI dan – DI
- level ADX lebih besar dari 20 dan sedang bergerak keatas
- jika terjadi cross +DI dan – DI tetapi garis ADX bergerak kebawah artinya trend sedang melemah, dan dianjurkan untuk tidak entry
Exit bila trend mulai melemah atau garis ADX mulai bergerak kearah bawah.
Perhatikan titik A dan B pada contoh gambar diatas.
Pada titik A – DI memotong +DI dari bawah keatas, artinya akan terjadi downtrend. Entry sell setelah garis ADX bergerak kearah atas dan berada diatas level 20 (area berwarna kuning).
Pada titik B +DI memotong - DI dari bawah keatas, artinya akan terjadi uptrend. Entry buy setelah garis ADX bergerak kearah atas dan berada diatas level 20 (area berwarna kuning).
Exit setelah garis ADX mulai bergerak kearah bawah (batas akhir area berwarna kuning).
Semoga ulasan super penting Teknik Mengukur Kekuatan Trend dalam Trading Forex ini bermanfaat untuk kita semua para trader forex di seluruh Indonesia.