Sebelum mempelajari bagaimana cara trading menggunakan Stochastic Oscillator, ada baiknya kita mengenal apa itu Stochastic Oscillator.
Apakah Stochastic Oscillator?
Awalnya, Indikator Stochastic diciptakan oleh George C. Lane pada tahun 1950-an, beliau adalah seorang dokter yang juga mengambil peran sebagai trader saham dan analis.Jika kita masih memakai indicator ini sampai sekarang, berarti indicator ini sudah berusia lebih dari 60 tahun. Dan tetap masih digunakan sebagai salah satu indicator default pada Meta Trader.
Dari lamanya usia indicator ini dapat disimpulkan bahwa indicator ini sangat berguna. Sebelum memulai trading, kita perlu mengetahui indicator apa saja yang akan kita pakai dalam trading kita, salah satunya adalah Indikator Stochastic Oscillator.
Indikator Stochastic Oscillator dapat kita pakai khusus untuk mengukur seberapa besar tingkat kejenuhan aksi beli atau jual dalam bursa Forex, Komoditas dan juga Saham.
Indikator Stochastic adalah salah satu Indikator yang masuk ke dalam kelompok “Oscillator”.
Beberapa Idikator lainnya yang termasuk dalam kelompok Oscillator diantaranya:
- Parabolic SAR
- dan Relative Strength Index (RSI),
- MACD, dll.
Untuk apa saja Indikator Stochastic digunakan?
Stochastic adalah salah satu indikator yang cukup popular di kalangan trader karena sangat mudah dimengerti dan digunakan oleh pemula sekalipun.Selain itu, digabungkan dengan metode yang baik dengan memakai indikator ini kita juga bisa menghasilkan profit yang konsisten.
Sukses Trading Forex dengan Stochastic Oscillator
Stochastic oscillator lebih dikenal dengan stochastic saja, indikator ini dapat membantu kita untuk dapat menemukan waktu terbaik untuk menentukan entry point.Pada stochastic, area overbought berada di atas level 80, sedangkan untuk area oversold berada di bawah level 20.
Pada awal artikel ini dijelaskan bahwa indikator stochastic ini dapat membantu kita menemukan waktu atau momen open posisi yang terbaik.
Yang berperan sebagai sinyal adalah crossover (persilangan atau perpotongan) antara garus %K dan %D.
Sinyal SELL yang sering muncul ketika stochastic sudah berada pada area overbought dan sebaliknya untuk sinyal BUY sering muncul ketika stochastic telah berada pada area oversold.
Indikator ini akan bekerja dengan sangat baik di waktu market berada pada kondisi sideway.
Karena itu kita haru sberhati-hati memutuskan mengambil sinyal BUY atau SELL dari stochastic pada saat market trending.
Kalau demikian,
apakah stochastic tak berguna ketika market trending?...
Ini pertanyaan yang sering di sampaikan. Tidak sepenuhnya demikian, karena masih ada cara lain mempergunakan indikator stochastic meskipun market sedang trending.
Saat market sedang trending, kita masih dapat menggunakan stochatic sebagai referensi dalam trading kita. Syaratnya adalah sinyal yang muncul harus searah dengan tren yang sedang berlangsung. Jadi pada saat downtrend, yang dicari adalah sinyal sell. Sebaliknya pada saat uptrend, yang Anda cari adalah sinyal buy.
Selain memberikan informasi overbought dan oversold, stochastic juga bisa dimanfaatkan untuk mencari bullish divergence dan bearish divergence. Caranya mirip dengan mencari pola divergence pada CCI.